Thursday 15 November 2012

Rasional Empiris VS Pikiran Murni


argumen yg mengalir dari implementasi akal pikiran manusia secara apriori maupun aposteriori akan sangat mungkin bisa dipatahkan dengan argumen lainya yg lahir melalui mekanisme serupa. Hal ini sbg konsekwensi dari ilmu sosial yg menempatkan manusia mahluk subyektif ditempatkan sbg obyek pengkajiannya (subyek yg punya kehendak sendiri scr subyektif mengkaji subyek yg juga memiliki kehendak subyektifnya/subyek mempelajari subyek).

Seyogyanya bila manusia menggunakan pikiran murninya (pikiran yg dilandasi iman kepada Allah), peluang untuk mampu memperlakukan manusia sebagai mahluk mulia (fitrah) yg sebenarnya merupakan tujuan ilmu2 sosial (wallahu a lam) insyaallah akan terwujud.
Dlm kerangka pikir murni, manusia ditempatkan sbg obyek dan Tuhan yg sangat di imani nya sbg Maha subyek...maka dgn demikian hakekat manusia pengertiannya diserahkan pada sang Maha penciptanya krn Dia sang Maha Tahu Segalanya shg dlm upaya memahami serta bagaimana memperlalukan manusia dlm kehidupan fitrah juga cuma ada satu jalan yaitu diserahkan pada petunjuk dari sang Khaliknya... Maka dengan demikian, konklusinya hanya ada kebenaran tunggal dan mutlak, bahwa Alquran dan hadist adalah grand theory, midle range theory dan pratice theory juga dijadikan premis dasar, yg bila diimplementasikan dlm kondisi kehidupan bagaimanapun akan menghasilkan suatu konstruk kehidupan fitrahwi. kehidupan keseimbangan khas dunia yg ideal bagi seluruh manusia dan maslahat bagi seluruh mahluk.....wallahu alam.

No comments:

Post a Comment