Tuesday 20 November 2012

Reason Konsep Pendidikan Non Formal dan Pendidikan Luar Sekolah

Sebelum ada konsep dan praktik-praktik PLS, masyarakat atau unit sosial non formal telah memiliki sistem berbagi pengetahuan, ilmu dan keterampilan diantara warganya, yg kemudian dinamakan dgn pranata (sistem) pendidikan non formal. Dalam prosesnya dilandasi oleh suatu kesadaran bahwa masyarakat itu tiada lain adalah bentuk dari keluarga yang telah meluas extended family (gemeinscaft by blood/ gemainscaft by place) saja. Maka dahulu sebelum warga-warga masyarkat terkontaminasi oleh konsep PLS dan terpengaruh oleh praktik-praktik PLS , setiap warga masyarakat menganggap bahwa warga masyarakat lainnya itu adalah saudara. Apalagi bagi umat Islam. Bukankah kata Rassulullah setiap orang Islam itu bersaudara. Sehingga dlm pelaksanaan transfer /transformasi /internalisasi pengetahuan, ilmu dan keterampilan atau proses pendidikan non formalnya pun tidak perlu transaksional (masak k
e saudara sendiri segalanya harus perhitungan). Tidak perlu program, tdk perlu tempat yg khusus. Proses pendidikan non formal bisa berlangsung dimana saja, mengenai apa saja, dengan siapa saja serta kapan saja. Tidak dibatasi ruang waktu dan tempat. Sehingga ketidak adaan gedung, ketidak adaan uang , ketidak adaan undang-undang atau regulasi, ketidak adaan nara sumber, ketidak adaan legelisasi profesi tidak menjadi factor penghambat dalam upaya mendapatkan pengetahuan, ilmu dan keterampilan. Adapun praktek transaksional, program, tempat yang harus khusus untuk pendidikan dan keharusan formal lainnya adalah tiada lain merupakan konsep dr produk berpikir formal yg didapat dari pendidikan formal sbg turunan (implementasi/manifestasi) dari madzhab ilmu positivistik yg sebenarnya hanya cocok untuk pranata (sistem) unit sosial formal saja, karena sesuai dgn hakekatnya sbg kesatuan manusia yg sengaja di bentuk untuk mencari pamrih duniawi semata…Apa kaitannya PLS dengan positifistik…Bagaimana reasonnya positifistik bisa mewujudkan unit social formal include di dlmnya system pendidikan formal …Bagaimana akibatnya bila berfikir dan prakti2 formal (PLS) dipaksakan dalam praktek2 pendidikan in formal dan nonformal…Apa kaitannya madzhab positivistic dgn konsep dan terwujudnya kondisi modern…Ada grand planning apa dibalik upaya getol mereka2 yg dr luar dalam mendifusikan, mensosialisasikan, mentranformasi, internalisasikan, mempranatakan (institution), melembagakan (institute), Positifistik …padahal dinegara mereka sendiri praktek2 nya tidak persis spt di Negara kita….Adakah dictum-diktum ilmiah yang diselewengkan atau disembunyikan???.....
Bagi teman2 yg bersedia diskusi, mari kita diskusi dgn ikhlas spt cara diskusinya para sahabat Rosul dan seperti diskusinya para pelopor filsafat yaitu Socrates dan Plato dan murid lainnya yaitu Aristoteles yg walaupun berbeda dalam beberapa hal…. Mudah2an insight haq yg bisa kita dapat.

No comments:

Post a Comment