Thursday 15 November 2012

ILUSTRASI PENDIDIKAN IN dan NONFORMAL BERBASIS VIMOBORA (Virus Motiv Berprestasi Orientasi Ridho Allah)


Ujang seorang anak duafa yg hanya mampu menuntaskan sekolah formalnya sampai tingkatan ahir program wajib belajar yg dibiayai oleh pemerintah.
Sebetulnya ia ingin melanjutkan sekolah formal ke tingkatan yg lebih tinggi lagi, tapi sebagai anak yg dibesarkan dan didik informal religius oleh kedua orang tuanya, yg menumbuhkan sikap rasa rumasa yg tinggi, keinginan tsb tidak lantas secara instan disampaikan pada orang tuanya. Ujang lebih memilih jalan diskusi dengan Khaliknya (bertafakur). Cara yang seperti ini yg Ujang ketahui  sering dilakukan orang tuanya bila menghadapi segala permasalahan hidup dan  kebiasaan itu kini menjadi milik dirinya.
Dalam proses tafakur yg di anggap sebagai jalan untuk meminta petunjuk dan Ridho Allah mengenai keinginan melanjutkan sekolah formal nya tersebut, Ujang menempatkan kondisi yg dihadapinya sebagai bahan pertimbangan. 1,kondisi keduafaan orang tuanya. 2, kondisi adik2nya yang masih membutuhkan biaya untuk membeli baju seragam, sepatu sekolah, buku pelajaran, alat tulis dan ongkos transportasi ke sekolah. 3, kondisi ibunya yang sering sakit2an akibat memforsir diri membantu ayahnya yang hanya sebagai buruh tani. 4, kondisi kurangnya ustadz yang mengajar baca tulis Al Quran di mesjid
yang juga tempatnya ia tolab ilmu agama.
Akhirnya dengan mengucapkan Basmallah yang dihayati, dimaknai dan diyakini dengan sepenuh penuh keimanananya, Ujang memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah formalnya dan sekaligus memutuskan amalan yang akan dilakukannya sebagai pengisi waktu yg telah dianugrahkan Allah pada dirinya.
Jadilah Ujang kemudian memiliki rutinitas kegiatan. Inilah pemanfaatan waktu yang dilakoninya. Pagi membantu ayahnya disawah. Sore bada ashar membantu ustadznya mengajar ngaji anak2 usia TK/PAUD. Malamnya selepas Isya melanjutkan membimbing baca tulis  AlQuran anak2 usia SD dan SMP diteruskan dgn kegiatan bimbingan belajar Pekerjaan Rumah anak2 yg dimentorinya itu.

Suatu hari ketika ia berangkat ke kota kecamatan untuk membeli alat bantu pembelajaran yg dananya dr hasil infak sodakoh rutin, anak yg dibimbing serta jemaah masjidnya, tanpa tahu sebabnya ia memiliki sikap antusias memperhatikan kegiatan bengkel motor yg ada di pinggir jalan yg sering dilaluinya.
Bertanya lah dia pada sang Khalik; ya Allah..sudah sering aku melewati bengkel speda motor ini, tp mengapa  baru kali ini aku memiliki perhatian sangat lebih?...Apa maksud Mu memberi perhatian pd ku shg aku antusias memperhatikan bengkel itu...Apakah ini tanda Kehendak Mu agar aku belajar bengkel motor dr bengkel itu?...
Baiklah ya  Allah, bila tukang bengkel pemilik bengkel itu bersedia menerimaku sbg pembantu kegiatan servis motornya dan bila orang tuaku mengijinkan dgn ikhlas aku magang di bengkel itu, tandanya memang Engkau menghendaki aku belajar, berkarya dan mengabdi pd sesama manusia yg telah engkau muliakan.

Sepulang membeli alat bantu belajar, Ujang menyempatkan diri mendatangi bengkel yg dr sejak td mengharu birunya..." Assalamualaikum"...."waalaikumsalam, ada apa jang?"..."Begini pa, bila bapa berkenan, saya bersedia membantu bapak"..."Memang ujang tlah memiliki keterampilan servis motor?"..."Belum pa, tp mungkin dlm tahap awal sya bisa memperingan tugas bapak. Seperti membuka dan memasang baud, mengganti oli, beres2 bengkel"..."Sebetulnya bapak senang klo ujang mau membantu bapak karena bapak sangat membutuhkan, tapi dr mana uang untuk menggajihnya?"..."Insyaallah pak hal itu tidak usah bapak pikirkan, dengan diterima membantu bapak disini saja itu sudah merupakan imbalan yg setimpal bagi saya yg berniat belajar. Adapun untuk makan siang saya, biar saya bawa dr rumah. Hanya saja saya mohon bapak mengijinkan saya untuk pulang sebelum ashar"..."Baiklah jang kalau begitu, besokpun kalau Ujang mau silakan di mulai".

Sepulangnya ke rumah, Ujang bergegas menemui emak dan bapaknya untuk menyampaikan berita gembira dr tukang bengkel motor, sekaligus memohon ijinnya.
"...Ujang, bapak dan pastinya juga ema sangat mengijinkan dan mendoakan  bila Ujang mau melaksanakan niat Ujang tolab keterampilan. Peupeuriheun bapak dan ema gak bisa membiayai  sekolah Ujang sampai lanjut. Emapun setelah ujang nanti tdk lagi membantu bapak di sawah gak usah maksakeun babantu lagi bapa di sawah, sebab sekarang mah kebutuhan dapur sudah sedikt terbantu dr hasil ujang ngebantu ngajar ngaji dan ngebimbing PR barudak di mesjid"...
...Ya Allah ya Rabbi...ini lah yang engkau maksud tentang semua ini...Baiklah ya Allah, terimakasih atas petunjuk Mu ini, berikan Ujang kekuatan dan kemampuan memuliakan manusia yg telah Engkau muliakan....
Esoknya jam tujuh pagi ujang sudah mendatangi rumah yang punya bengkel untuk mengambil kunci bengkel..."Ujang knapa pagi2 sekali, bisanya juga bapakmah buka bengkelnya juga jam delapan"...."Gak apa2 pak, supaya banyak waktu untuk beberesih lingkungan bengkel dan sekalian beberes peralatan bengkel"...

Kebahagiaan Ujang sangat tergantung dr senyum puas para pelanggan bengkel dan yg punya bengkel. Sehingga Ujang selalu mencari cara agar mereka senantiasa memprlihatkan sesungging senyum kepuasan atau setidaknya mimik yg mengisyaratkan kepuasan dr mereka.
Biasanya setelah Ujang ikut membantu masang kembali dgn cermat mesin yg telah diservis si bapak, Ujang tanpa disuruh dan diminta si bapak maupun pelanggan, selalu diahiri dgn mencuci mesin dan seluruh badan motor sampai bersih. Sehingga akibat dr perbuatannya tsb tak sedikit yg memberi tip pd Ujang. Dari pemberian tip setiap harinya ujang tabungkan yg kmudian  dibelikannya  kompor gas sklian dgn tabungnnya dan peralatan menjerang air serta juga kopi, teh, gula, termos, sabun cuci, lap mesin dan lap untuk badan motor.
Sekarang setiap orang yg menservis motornya pada bengkel bapak, tak peduli  pelanggan lama, maupun pelanggan baru selalu ditawari minuman kopi, teh manis, teh biasa atau air bening panas/dingin secara gratis.
Seiring dgn bertambahnya pelanggan bengkel bapak, bapak pemilik bengkel pun sekarang  sudah mampu memberi Ujang honor bulanan...Wallahu a lam.

Lembur Singkur, genep pebruari duarebu duawelas.

No comments:

Post a Comment