Thursday 15 November 2012

HUKUM POSITIVISME AUGUSTE COMTE MENCEGAH BERLOMBA LOMBA DALAM KEBAIKAN


Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.( Q.S Al-Baqarah : 148 )


Kalimat dalam surat Al- Baqarah ayat 148 dalam kalimat "Maka berlomba lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan"  pada masa sekarang sudah sangatlah sulit untuk mencapainya karena bagi kebanyakan orang kebaikan ini berkaitan dengan materi (contoh: nilai UN, penghargaan kejuaraan dll). Berlomba lomba dalam kebaikan ini menurut saya berkaitan dengan keinginan untuk mendekatkan diri dengan Allah SWT.

Contoh: Budi dengan banyak teman temannya sedang mengikuti lomba renang.
Motif Budi dan teman temannya (mungkin karena kebanyakan orang seperti ini) ingin mendapatkan penghargaan untuk dibanggakan. Maka sudah jelas motifnya bukan untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT tetapi lebih kepada penghargaannya. Kemungkinan yang terjadi adalah ketika Budi menang dan teman temannya kalah maka sangat dimungkinkan terjadi cemburu sosial atau bahkan sampai pertengakaran.

Budi mengerjakan Shalat (atau zakat, menolong, berdoa dll) dan teman temannya melakukan hal yang sama.
Motif Budi dan teman temannya  disini semata mata karena ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Maka yang terjadi apabila Budi melakukan dengan baik dan teman temannya kurang baik maka teman teman budi akan berusaha lebih baik dari pada budi dan ini menandakan budi dan teman teman budi semakin dekat dengan Allah SWT.

Dari kedua contoh kedua tersebut tidak akan terjadi permasalahan sosial karena sifatnya tidak terlihat sedangkan pada contoh pertama masih ada kemungkinan untuk terjadi permasalahan sosial karena budi dan teman temannya mengejar pamrih dunia.


Pada paragraf sebelumnya saya katakan "Maka berlomba lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan" sudah sangatlah sulit tercapai karena kebanyakan manusia sekarang lebih mendasarkan diri berprilaku karena pamrih dunia (melakukan sesuatu tampa mengingat Allah SWT). Permasalahan selanjutnya adalah mengapa manusia sekarang lebih mengejar pamrih dunia?

Saya coba jelaskan asal muasal permasalahannya dan yang menjadi dasar adalah ayat kauliyah dan ayat kauniyah
Allah SWT menurunkan ayat kauliyah dan kauniyah menurut saya adalah karena manusia dibumi ini tidak mungkin dapat mengenal Allah SWT dengan cara cara yang digunakan manusia (ilmu sosial) tetap manusia hanyadapat  mampu mengenal keadaan alam/bumi (ilmu alam).

Pusat permasalahannya menurut saya adalah berawal dari pemikiran Auguste Comte atau yang sering disebut bapak sosiologi dengan mazhab positifvisme nya. Mengapa? Baik saya coba jelaskan dahulu sedikit tentang positivisme, positivisme adalah aliran filsafat modern yang memandang kebenaran adalah ketika sesuatu itu dapat terindra, terukur, terarah dan maka dari itu metafisika ditolak oleh aliran ini (termasuk Agama Tuhan karena setelah ini Auguste Comte membuat agama kemanusiaan untuk mengantikan Agama Ketuhanan).  Untuk mencapai kebenaran dalam aliran ini, maka diperlukanlah suatu keterarahan yang dibuat oleh manusia guna mencapai teori teorinya (formal).

Contoh hasil permasalahan yang dihadirkan oleh aliran ini:
Contoh 1: Bagaimana manusia dewasa akan mengingat Tuhan-Nya apabila sejak usia dini sudah diajarkan untuk lebih takut kepada guru atau nilai dibanding dengan Tuhan-Nya?

Contoh 2: Penelitian terhadap sikap dan prilaku manusia yang kemudian diformalkan. Apakah peneliti objektif meneliti manusia sedangkan peneliti sendiri manusia? misalkan orang orang positif menjawab, oke saya memang masih manusia tetapi yang kami teliti adalah sikap dan prilaku manusia. Pertanyaan selanjutnya adalah objektifkan ketika anda masih bertingkah laku dan bersikap seperti layaknya manusia?

dan atas dasar ini saya katakan negara kita adalah salah satu negara yang munafik karena menganut terhadap aliran ini. Ingat kepada sila pertama? ingat kepada agama yang diakui oleh negara? lantas mengapa mengunakan hukum hukum dari aliran ini?

Dan perlu diingat salah satu bentuk dari aliran ini adalah materi/upah duniawi seperti motif budi mengikuti lomba renang dan untuk itu saya katakan sangat sulit untuk membentuk manusia yang berlomba lomba dalam kebaikan karena Indonesia memakai hukum dari aliran ini.


Pernyataan saya dilandasi oleh surat [QS.al-An'am/6: 116]

“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).”

Apa hubunganya pernyataan saya dengan ayat ini? Ingatlah hukum negara kita adalah hukum positif atau menggunakan hukum dari Auguste Comte, maka sudah tentu bagi kebanyakan manusia di Indonesia mengunakan hukum ini dan ingatlah dalam ayat diatas kebanyakan orang orang dimuka bumi adalah sesat (yang saya baru analogikan di Indonesia)


"HUKUM POSITIF SANGAT BERTENTANGAN DENGAN AL- QURAN KARENA MENCOBA MEMPREDIKSI APA YANG SEHARUSNYA/KEBENARAN MANUSIA, DAN INDONESIA MENGGUNAKAN HUKUM POSITIF MAKA KEBANYAKAN MANUSIA DI INDONESIA SESAT DAN YANG TERJADI ADALAH BERLOMBA LOMBA DALAM MENGEJAR UPAH MATERI (SECARA TIDAK SADAR)"

Saran dari saya apabila Indonesia tetap mengunakan hukum positif
Masuklah kedalam sistem positif tersebut karena pemerintah mewajibkan pendidikan wajib 9tahun. Tetapi ingat ketika anda masuk kedalam sistem positif tersebut posisi anda bukan untuk mempraktekan apa yang diajarkan hukum positif tetapi anda mencoba untuk mengoyahkan keyakinan orang orang yang sudah masuk terhadap hukum positif.

INGATLAH UNTUK TIDAK MENJADI MANUSIA DARI KEBANYAKAN MANUSIA



Walahu Alam

No comments:

Post a Comment