Thursday 15 November 2012

GAMBARAN IDEAL KAMPUNG NAN PANCASILAIS


Kampung yang hanya terdiri dari dua Rukun Tetangga itu, daerahnya terisolir dari wlilayah wilayah RT lainnya dalam satu kesatuan wilayah ke Rukun Wargaan. Hampir seluruh warga kampung tersebut bermata pencaharian mengelola sawah yang masing2 kepemilikan are pesawahan bila di rata2 kan tdk lebih dari seratus tumbak/bata. Yang menarik dari kampung tersebut adalah adanya lumbung padi dan kotak amal yang permamanen dalam satu bangunan sederhana yang terbuka dan bertempat di pusat kedua wilayah RT tsb.
Lumbung tempat menyimpan padi tersebut sebagian besar di isi oleh hasil panen dari sawah yg di garap bersama warga kampung dari sawah hak guna garap yg sengaja di beli oleh seseorang dari kota untuk warga kampung tsb, dan sebagian lagi diisi dari hasil panen sawah seluruh warga yang memang sengaja disisihkan untuk itu dari setiap musim panennya.
Bila seluruh warga dalam
satu musim panen sudah seluruhnya menyimpan padi di lumbung, padi tersebut dgn hasil kesepekatan ketua2 kampung di jual dan hasilnya di masukan pada kotak amal yang ada di sebelahnya. Namun sumber isi kotak amal tersebut bukan hanya dari hasil penjualan padi dari lumbung saja, tetapi juga diisi dari hasil infak mesjid kampung dan terutama dari warganya sendiri dan tamu2 dari pemerintahan desa atau kabupaten yang sekali kali datang ke kampung itu.
Yang membuat tersentuh dan terenyuh, hampir setiap anak pun ikut serta mengisinya tiap hari, baik menyisihkan dari uang jajannya maupun dari pemberian org tuanya yg disengaja untuk infak, walaupun jumlahnya tak seberapa.
Bila musim paceklik, uang kotak amal dipinjam kan pada warga, untuk kebutuhan modal bersawah atau kebutuhan konsumsi, yang kemudian dilunasinya dgn penuh tanggung jawab bila kondisi keuangan warga sudah memungkinkan. Warga yg kurang merasakan dampak paceklik tidak terlihat sedikitpun berusaha untuk mendapatkan pinjaman kotak amal. Dalihnya adalah; membantu langsung warga yang kena dampak paceklik tidak bisa, ya dengan menahan diri untuk tidak pinjam agar yg membutuhkan uang kotak amal kebutuhannya terpenuhi.
Pengeluaran rutin dari kotak amal yg tidak boleh terganggu adalah membiayai beberapa siswa SMA anak warga yng memeiliki keinginan sekolah yg kuat dan memiliki kemampuan kecerdasan yng memadai di tambah dgn untuk membantu biaya kuliah dua orang anak warga, dgn mekanisme bantuan keuangan yang telah disepakati warga.
Lucunya, anak2 SMA yang dapat bantuan biaya sekolah dari uang kotak amal tersebut, pada sore harinya, sekitar baada asar selalu mengadakan kegiatan pendidikan tutorial untuk anak2 SD dan SMP sekampungnya. Membahas PR2 katanya. Dan ba da magrib sampai isya mengajar ngaji di mesjid. Dan bila hari minggu tiba, saatnya mereka mengajak bermain anak2 balita dgn di bantu oleh anak2 SMP dan anak SD kelas enam.
Kegiatannya sangat bervariasi, namun yg kelihatan di utamakan oleh mereka adalah menanamkan keimanan. Mereka mempunyai kalimat menegur imani pada adik asuhnya, spt kalau ade bisa menghindari perbuatan salah tadi, Allah akan lebih sayang lagi pada ade.
Kalimat2 Bismillah, Astagfirullah, Allahuakbar, SUbhanallah, Alhamdulillah, sudah terbiasa terhambur dari mulut2 mereka dgn penuh penghayatan pada saat mereka menemui situasi dan kondisi tertentu.
Lain lagi dengan kebiasaan dua mahasiswa yg dapat bantuan kotak amal. Bila mereka pulang kampung, yg biasanya sebulan sekali, oleh ketua kampung masyarakat di kumpulkan di mesjid selain untuk penyambutan rutin pada kedua mahasiswa ini , juga si mahasiswa tadi setelah sholat isya berjamaah diminta untuk menyempaikan ilmu yang didapatnya di kampus.
Biasanya ilmu yang disampaikan oleh kedua mhaiswa tsb adalah ilmu2 yang sudah di sintesakan ke dalam ilmu2 agama.
Ilmu2 praktis seperti bertani, dan beternak yg didapat di kampus mereka praktekan bersama dgn warga pada saat para mahasiswa tersebut libur panjang.
Dua mahasiswa kampung inipun dgn cara yang tidak berkesan menggurui sering melakukan praktek2 penyuluhan hidup lebih baik pada masyarakat. Biasanya dengan mengadakan kegitan pendidikan keterampilan non formal misi2 ini dilakukan. Seperti pada saat menyampaikan keterampilan membuat telor asin dan kueh pada masyarakat, misi pengajaran keterampilan menulis dan membaca pada wargapun dilaksanakan. Sehingga selain keterampilan vocasional yg menjadi subyek mater di kuasai juga keterampilan menulis dan membaca menjadi hasil dari kegiatan tersebut.

No comments:

Post a Comment