Thursday 15 November 2012

Moment Syukur Nikmat

Ketika pancaindra menangkap dua bayang sejoli tua renta  terkulai lemah  dilantai kotor beralas selimut kumal di gubuk kumuh sempit.  Dua raga kering kerontang itu terbujur layu tak berdaya di makan usia, digerogoti penyakit, didera kepapaan yang teramat sangat dan dicabik cabik keputusasaan tanpa sedikitpun secercah harapan penghiburan ... Anak tempat  bersandar dari letihnya kehidupan, titian tuk bangkit dari kegetiran, tongkat penyangga dari kerapuhan nasib,  tempat melarikan diri dari kepiluan hidup; juga tak berdaya dipecundangi kehidupan. Ia tidak lagi menjadi bilangan penggenap dari kekurangan dan kelemahan, malah ia menjadi bilangan penyempurna kepedihan.... Rumah2 mewah
yang terlihat di celah bilik gubuk yang mengangapun tidak jua menjadi penglipur lara yang mampu  mengundang asa akan uluran belas kasih tetangganya. Sebab dua sejoli udzur itupun sadar, tetangga2nyapun sama menderitanya dengan mereka. Tetangganyapun sama miskinnya dengan mereka...Menderita karena kekayaannya tetap tak jua memberikan kebahagiaan...miskin karena harta benda yang dimilikinya tak jua mampu mencukupi dahaga kemaruknya... Atau mungkin para tetangga  itu tidak tahu akan keduafaan sejodoh tokroh, karena rumah2 mereka dibalut pagar mewah rapat yang tak menyisakan sedikitpun celah  tuk mengintip keluar?!...

Ketika keimanan menyeruak dibalik qalbu, serasa luruh kebaikan dalam diri...tak berarti kehormatan yang tersemat, tiada bermakna ilmu yang didapat...yang ada rasa rumasa  tak terhingga...yang terasa kepiluan yang menyayat nyayat... Akankah zakat, amanat dan wasiat Nabi Muhammad itu mampu mengangangkat harkat derajat umat???!!!.... Ya Allah...bukan sabdaMu yang tak bermanfaat...bukan petunjukMu yang tak lurus, bukan pula ketetapanMu yang tak pasti...bahkan bukan  pula hukumMu yang tumpul...Tapi karena maha kasih sayang dan maha sabarMu jua yang tetap memberikan kesempatan2 pada hambaMu untuk memperbaiki diri... Sebab bila Engkau berkehendak, maka kun fayakun sejoli renta dan kaum duafa lainnya seketika menjadi kaya...Tetapi kemana lagi akan kami dapat ladang pahala yang tak terhingga bila itu Engkau wujudkan...dimana lagi makna kaya didapat bila tdk ada pembandingnya yaitu makna miskin... Berilah diantara kami kasih sayang sebagaimana sifat yang Engkau miliki...Juga kerelaan saling membagi agar diantara kami senantiasa memiliki pendorong  untuk selalu  bersyukur atas nikmat yang telah Engkau berikan... Jauhkanlah kemiskinan di hati-hati kami yang menjadi penghalang silaturahmi.... Amin...amin ya Allah ya Rabbalalamin...

Kami berdoa pada Allah, semoga saudara2ku diberikan waktu dan ketulusan tuk menengok sepasang kakek nenek yg sedang prihatin di atas ...smoga pula moment menengok itu menghasilkan syukur nikmat yang tak terhingga atas kehidupan yang telah diberikan...amin. 

No comments:

Post a Comment