Allah SWT Maha Pengasih dan Maha Penyayang...
DiciptakanNya materi (zat-zat) yang berbeda-beda seperti air, api,
tanah. Dan Dia telah menetapkan hukum2Nya spy substansi, esensi dan
fungsi-fungsi (hakekat)nya tetap terjaga dalam dirinya masing2 demi
manfaatnya bagi manusia ketika mereka bersinergi dalam sistem
(sunatullah).
DiciptakanNya lingkungan keluarga (unit sosial
informal), masyarakat setempat (unit sosial nonformal). Dan Dia telah
menetapkan hukum2Nya supaya substansi, esensi dan fungsi-fungsi
(hakekat)nya tetap terjaga dalam dirinya masing2 demi manfaatnya bagi
manusia ketika mereka bersinergi dalam sistem (sunatullah).
DiciptakanNya manusia sebagai mahluk yang paling dimuliakanNya dengan
diberikanNya akal dan hati nurani sehingga menjadi berbeda secara
kontras dengan mahluk lainnya. Dan Dia telah menetapkan bagi mahluk
manusia hukum2Nya supaya substansi, esensi dan fungsi-fungsi (hakekat)
nya tetap terjaga dalam golongannya (spesiesnya), demi manfaatnya bagi
manusia dan alam non manusia itu sendiri ketika mereka bersinergi dalam
sistem (sunatullah).
Mengapa Allah telah menetapkan hukum2nya atas mahluknya?
Karena, 'AKAL MANUSIA OLEH NYA TELAH DIBERIKAN WEWENANG' (hanya
wewenang, bukan kekuasaan mutlak) melalui 'ILMU FORMALNYA' (yg
dihasilkan akal pikiran semata) untuk memanipulasi dan mengeksplorasi
semua materi, lingkungan informal, lingkungan nonformal bahkan termasuk
kemampuan memanipulasi dan mengeksplorasi DIRINYA SENDIRI.
Namun
wewenang tersebut diimbangiNya pula dengan 'WEWENANG HATI NURANI'
sebagai representasi nilai Ilahiayah yang tertanam sejak ruh melakukan
perjanjian primordial dengan Tuhannya, yang telah terkristalisasi dan
ter formulasi pula dalam agama. Wewenang hati nurani inilah sebagai
pengontrol wewenang akal yang bisa lepas kendali dalam menafsirkan
(mereduksi) substansi, esensi dan fungsi spesifik (hakekat) setiap
materi, fakta empiris dan fenomena, demi menjaga terjadinya over laping
yang akan mengakibatkan kekacauan sinergi sistem diantara mereka yang
kemudian berujung pada kesengsaraan mahluk manusia itu sendiri dan
mahluk2 dunia lainnya.
Kesengsaraan manusia yg dimaksud adalah
bila manusia sudah berhijrah dari DUNIA FITRAH ke DUNIA ARTIFISIAL
sepenuhnya. Dunia dimana dalam sistem sosialnya, sistem rasanya dan
sistem lingkungan fisiknya sudah sepenuhnya merupakan hasil manipulasi
konstruksi akal pikiran manusia itu sendiri. Dengan kondisi seperti itu,
sebetulnya manusia tanpa disadari telah mendehumanisasi diri dan
speciesnya yang secara langsung juga berimbas pada denaturalisasi dgn
dampak nyata pada rusaknya moralitas dan lingkungan alam.
Oleh
karena dzat Allah SWT sebagai Khalik yang Maha Esa dari semua mahluk
di jagat raya yang empiris maupun maupun supra empiris. Mahluk alam fana
dan mahluk alam langgeng. Mahluk yang berwujud dan tak berwujud. Mahluk
fenomenon dan mahluk noumenon. Maka Dia Dengan maha keputusanNya telah
menetapkan maha diriNya sebagai Maha Pengasih dan Maha Penyayang pada
mahlukNya dengan maha cara menjaga substansi, esensi dan fungsi
(hakekat) setiap mahlukNya dengan hukum-hukumya (sunatullahNya).
Bolehlah manusia secara aqli (akal) MERASA MAMPU merubah hakekat atas
segala ciptaanNya. Disesuaikan-disesuaikan, dococok-cocokan dengan alam
nafsunya. Di upayakan untuk senang hidup didunia artifisial dengan
membuat asumsi, argumentasi, evidence2 dan reasonnya serta jargon dan
moto-moto artifisialnya. Tapi bila manusia dalam keadaan kondisi fitri
(kadar imannya sedang dalam kondisi puncak), egonya dalam posisi zero,
pastilah hati nurani (naqli) akan membisikan kebenaran yang sebenarnya.
Bahwa semua asumsi, argumentasi, reason hanyalah untuk pembelaan dan
tameng ego artifisialnya semata. Kepiluan, kepedihan, tidak peduli pada
nasib sesama, rasa cemas, menghibur diri dengan angan2 dan harapan
kosong ,ketakutan, ragu, agar tidak diketahui orang-orang fitrah yang
dianggapnya bersebrangan jalan dengannya supaya tidak menuai cemooh.
Namun PERCAYALAH kemampuan manusia bukanlah bandingan Khaliknya.
Untung Allah Maha Konsekwen dengan Maha Keputusannya. Walau dalam
kondisi apapun mahluknya, Dia tetap Maha Pengasih dan Penyayang,
sehingga banyak aib-aib yang tetap disembunyikanNya. Banyak kebohongan
yang tidak dibocorkanNya. Banyak pembelaan-pembelaan seolah
dibenarkanNya. Itu semua hanya karena Allah lah dzat yang Maha Memberi
Kesempatan untuk merealisasikan Maha Pemberi Ampunan dan Tobat bagi
mahluk-mahlukNya.
Itulah bukti-bukti tak terbantahkan betawa Allah
SWT adalah Khalik Yang Maha Esa yang Maha Pengasih dan Penyayang pada
makhluknNya.
Tak sia-sia Dia menisbatkan Kasih Sayang pada
mahklukNya; NURANI dan AKAL. Agar dengan Nurani (naqli))nya manusia
beriman kepadaNya. Agar dengan akal (aqli) nya manusia tau, dan
meyakini dengan keyakinan yang haq, BAHWA KENAPA ALLAH MENCIPTAKAN
MAKHLUK, KARENA HANYA KEPADA MAKHLUKNYA LAH SEGALA KASIH SAYANG DILIMPAH
CURAHKAN. MAKHLUKNYA ADALAH WADAH UNTUK MENAMPUNG SEMUA KASIH
SAYANGNYA. Dengan akal yang telah diberikanNya, manusia ahirnya bisa
membuat anti thesanya, bahwa "BILA ALLAH TIDAK MENCIPTAKAN MAHKLUKNYA
BERARTI ALLAH BUKANLAH DZAT YANG MAHA PENGASIH DAN PENYAYANG. SEBAB
KEPADA SIAPA MAHA KASIH SAYANGNYA DIBERIKAN. TIDAK ADA OBYEK YANG
DIKENAI KASIH SAYANGNYA, MAKA ALLAH SWT BILA DEMIKIAN TIDAK MEMILIKI
MAHA PREDIKAT SEBAGAI YANG MAHA PENGASIH DAN PENYAYANG"...Alhamdulillah
Allah SWT menciptakan kita semua dan mahluk lainnya untuk diperhambakan
kepada kita dengan cara-cara yang haq.
Namun tentu saja hanya
hambanya yang selalu menjaga kefitrahan diri saja yang akan mendapatkan
kenikmatan dan kelezatan Kasih sayang Khaliknya yang tiada tara di dunia
dan di akhirat kelak (Insyaallah).
Allahu akbar...Wallahu a lam.
No comments:
Post a Comment