Sunday 2 December 2012

Allah SWT Maha Pengasih dan Maha Penyayang...


DiciptakanNya materi (zat-zat) yang berbeda-beda seperti air, api, tanah. Dan Dia telah menetapkan hukum2Nya spy substansi, esensi dan fungsi-fungsi (hakekat)nya tetap terjaga dalam dirinya masing2 demi manfaatnya bagi manusia ketika mereka bersinergi dalam sistem (sunatullah).

DiciptakanNya lingkungan keluarga (unit sosial informal), masyarakat setempat (unit sosial nonformal). Dan Dia telah menetapkan hukum2Nya supaya substansi, esensi dan fungsi-fungsi (hakekat)nya tetap terjaga dalam dirinya masing2 demi manfaatnya bagi manusia ketika mereka bersinergi dalam sistem (sunatullah).

DiciptakanNya manusia sebagai mahluk yang paling dimuliakanNya dengan diberikanNya akal dan hati nurani sehingga menjadi berbeda secara kontras dengan mahluk lainnya. Dan Dia telah menetapkan bagi mahluk manusia hukum2Nya supaya substansi, esensi dan fungsi-fungsi (hakekat) nya tetap terjaga dalam golongannya (spesiesnya), demi manfaatnya bagi manusia dan alam non manusia itu sendiri ketika mereka bersinergi dalam sistem (sunatullah).

Mengapa Allah telah menetapkan hukum2nya atas mahluknya?

Karena, 'AKAL MANUSIA OLEH NYA TELAH DIBERIKAN WEWENANG' (hanya wewenang, bukan kekuasaan mutlak) melalui 'ILMU FORMALNYA' (yg dihasilkan akal pikiran semata) untuk memanipulasi dan mengeksplorasi semua materi, lingkungan informal, lingkungan nonformal bahkan termasuk kemampuan memanipulasi dan mengeksplorasi DIRINYA SENDIRI.
Namun wewenang tersebut diimbangiNya pula dengan 'WEWENANG HATI NURANI' sebagai representasi nilai Ilahiayah yang tertanam sejak ruh melakukan perjanjian primordial dengan Tuhannya, yang telah terkristalisasi dan ter formulasi pula dalam agama. Wewenang hati nurani inilah sebagai pengontrol wewenang akal yang bisa lepas kendali dalam menafsirkan (mereduksi) substansi, esensi dan fungsi spesifik (hakekat) setiap materi, fakta empiris dan fenomena, demi menjaga terjadinya over laping yang akan mengakibatkan kekacauan sinergi sistem diantara mereka yang kemudian berujung pada kesengsaraan mahluk manusia itu sendiri dan mahluk2 dunia lainnya.

Kesengsaraan manusia yg dimaksud adalah bila manusia sudah berhijrah dari DUNIA FITRAH ke DUNIA ARTIFISIAL sepenuhnya. Dunia dimana dalam sistem sosialnya, sistem rasanya dan sistem lingkungan fisiknya sudah sepenuhnya merupakan hasil manipulasi konstruksi akal pikiran manusia itu sendiri. Dengan kondisi seperti itu, sebetulnya manusia tanpa disadari telah mendehumanisasi diri dan speciesnya yang secara langsung juga berimbas pada denaturalisasi dgn dampak nyata pada rusaknya moralitas dan lingkungan alam.

Oleh karena dzat Allah SWT sebagai Khalik yang Maha Esa dari semua mahluk di jagat raya yang empiris maupun maupun supra empiris. Mahluk alam fana dan mahluk alam langgeng. Mahluk yang berwujud dan tak berwujud. Mahluk fenomenon dan mahluk noumenon. Maka Dia Dengan maha keputusanNya telah menetapkan maha diriNya sebagai Maha Pengasih dan Maha Penyayang pada mahlukNya dengan maha cara menjaga substansi, esensi dan fungsi (hakekat) setiap mahlukNya dengan hukum-hukumya (sunatullahNya).

Bolehlah manusia secara aqli (akal) MERASA MAMPU merubah hakekat atas segala ciptaanNya. Disesuaikan-disesuaikan, dococok-cocokan dengan alam nafsunya. Di upayakan untuk senang hidup didunia artifisial dengan membuat asumsi, argumentasi, evidence2 dan reasonnya serta jargon dan moto-moto artifisialnya. Tapi bila manusia dalam keadaan kondisi fitri (kadar imannya sedang dalam kondisi puncak), egonya dalam posisi zero, pastilah hati nurani (naqli) akan membisikan kebenaran yang sebenarnya. Bahwa semua asumsi, argumentasi, reason hanyalah untuk pembelaan dan tameng ego artifisialnya semata. Kepiluan, kepedihan, tidak peduli pada nasib sesama, rasa cemas, menghibur diri dengan angan2 dan harapan kosong ,ketakutan, ragu, agar tidak diketahui orang-orang fitrah yang dianggapnya bersebrangan jalan dengannya supaya tidak menuai cemooh. Namun PERCAYALAH kemampuan manusia bukanlah bandingan Khaliknya.

Untung Allah Maha Konsekwen dengan Maha Keputusannya. Walau dalam kondisi apapun mahluknya, Dia tetap Maha Pengasih dan Penyayang, sehingga banyak aib-aib yang tetap disembunyikanNya. Banyak kebohongan yang tidak dibocorkanNya. Banyak pembelaan-pembelaan seolah dibenarkanNya. Itu semua hanya karena Allah lah dzat yang Maha Memberi Kesempatan untuk merealisasikan Maha Pemberi Ampunan dan Tobat bagi mahluk-mahlukNya.
Itulah bukti-bukti tak terbantahkan betawa Allah SWT adalah Khalik Yang Maha Esa yang Maha Pengasih dan Penyayang pada makhluknNya.
Tak sia-sia Dia menisbatkan Kasih Sayang pada mahklukNya; NURANI dan AKAL. Agar dengan Nurani (naqli))nya manusia beriman kepadaNya. Agar dengan akal (aqli) nya manusia tau, dan meyakini dengan keyakinan yang haq, BAHWA KENAPA ALLAH MENCIPTAKAN MAKHLUK, KARENA HANYA KEPADA MAKHLUKNYA LAH SEGALA KASIH SAYANG DILIMPAH CURAHKAN. MAKHLUKNYA ADALAH WADAH UNTUK MENAMPUNG SEMUA KASIH SAYANGNYA. Dengan akal yang telah diberikanNya, manusia ahirnya bisa membuat anti thesanya, bahwa "BILA ALLAH TIDAK MENCIPTAKAN MAHKLUKNYA BERARTI ALLAH BUKANLAH DZAT YANG MAHA PENGASIH DAN PENYAYANG. SEBAB KEPADA SIAPA MAHA KASIH SAYANGNYA DIBERIKAN. TIDAK ADA OBYEK YANG DIKENAI KASIH SAYANGNYA, MAKA ALLAH SWT BILA DEMIKIAN TIDAK MEMILIKI MAHA PREDIKAT SEBAGAI YANG MAHA PENGASIH DAN PENYAYANG"...Alhamdulillah Allah SWT menciptakan kita semua dan mahluk lainnya untuk diperhambakan kepada kita dengan cara-cara yang haq.
Namun tentu saja hanya hambanya yang selalu menjaga kefitrahan diri saja yang akan mendapatkan kenikmatan dan kelezatan Kasih sayang Khaliknya yang tiada tara di dunia dan di akhirat kelak (Insyaallah).
Allahu akbar...Wallahu a lam.

No comments:

Post a Comment